Bom Meledak di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, 10 Korban Luka Parah Sepanjang Sejarah
Bom meledak di terminal 2 F bandara Soekarno Hatta pada 27 April 2021 yang menyebabkan 10 orang luka parah dalam sejarahnya /Pixabay/PDPhotos/
RINGTIMES BALI - Hari ini, tepatnya pada 27 April 2003 sebuah bom berdaya ledak rendah, meledak di terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng dalam sejarah.
Peristiwa sejarah bom meledak itu menyebabkan 10 orang luka-luka, dua orang di antaranya menderita luka parah.
Akibat dari bom meledak tersebut, kaca tempered setebal 10 cm, kaca plafon, dan kaca pembatas Skycafe, juga setebal 10 cm, di area itu pecah berantakan.
Tidak ada perubahan jadwal penerbangan akibat kasus bom meledak tersebut sepanjang sejarah.
Semua penerbangan berjalan normal dan sebagian besar penumpang, meski ramai membahas soal bom meledak itu.
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, bom itu diletakkan di bawah bangku yang lokasinya di depan sebuah kios makanan dan minuman, Trias Cafe.
Korban yang luka-luka berada di sekitar bangku yang posisinya antara pintu masuk restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) dan Skycafe.
Dua korban luka berat, Yuli dan Miniarti, langsung dilarikan ke RSU Tangerang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Nahas, kaki kiri Yuli harus diamputasi karena lukanya terlampau parah. Sementara Miniarti mengalami luka di kepala dan kakinya.
Delapan korban lainnya dibawa ke RS di Pantai Indah Kapuk (PIK).
Para korban sebagian besar saling berhubungan keluarga yang menurut rencana akan berangkat ke Samarinda, Kalimantan Timur, lewat Balikpapan menggunakan pesawat Lion Air, JTI 760 yang dijadwalkan berangkat pukul 07.00 WIB.
Seorang saksi mata, Asun, menuturkan, beberapa saat sebelum terdengar ledakan, lampu di kawasan area publik itu sempat padam.
Setelah lampu menyala lagi, terdengar ledakan yang mengejutkan.
Asun sempat melihat beberapa orang yang berada di depan kios Trias Cafe menjerit-jerit karena luka-luka.
Supriyadi, seorang pedagang parfum, menuturkan, tak berapa lama setelah ledakan terjadi, dia melihat asap tebal di lokasi dan menyaksikan beberapa korban jatuh dan berteriak-teriak minta tolong.
Mereka cukup lama berada di wilayah itu sampai akhirnya petugas Gegana Polri tiba dan memastikan area itu aman dari kemungkinan adanya bom lainnya.
Beberapa saat setelah ledakan terjadi, polisi menutup area publik sepanjang 25 meter antara pintu masuk 3EF dan pintu masuk 4FE.
Sementara polisi sibuk menyisir kawasan di Terminal 2F, polisi di Terminal 1 mencurigai sebuah tas yang tergeletak di terminal tersebut. Akan tetapi, setelah dicek, ternyata tas itu berisi filter oli bekas.
Berkaitan dengan peristiwa bom meledak tersebut, check in penumpang untuk penerbangan Garuda rute internasional di Bandara Soekarno-Hatta sempat dipindahkan untuk sementara dari Terminal E ke Terminal F.
bom meledak di Bandara Soekarno-Hatta itu ternyata mengandung trinitrotoluene (TNT) walau dalam jumlah yang sangat sedikit.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Reserse Kriminal Polri saat itu, Komisaris Jenderal Erwin Mappaseng.
Selain itu, polisi juga sudah meyakini siapa pelaku penyebab bom meledakitu.
Mabes Polri lantas memublikasikan dua sketsa wajah yang diduga sebagai pelaku kasus peledakan bom di fasilitas publik tersebut.
Mappaseng menjelaskan, keduanya diduga meletakkan tas berisi rangkaian bom meledak di ruang publik Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta.
Kedua orang itu masing-masing mengenakan topi pet dan kopiah.
Erwin Mappaseng menegaskan, sketsa itu dibuat berdasarkan keterangan beberapa saksi di lokasi kejadian. Bahkan, katanya, pada hari kedua setelah peledakan bom di bandara, sketsa wajah pelakunya sudah ada.***