Diduga Stres karena Tugas Sekolah, Siswa SD Ini Bunuh Diri Minum Racun

 


Seorang siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan selama dua pekan di RSUD Sidikalang. Bocah berinisial AS itu harus dirawat setelah melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum racun rumput pada Senin, 20 September 2021 lalu.

Kapolsek Sidikalang, Iptu Sukanto Berutu membenarkan informasi tersebut. Ia mengatakan pihaknya mendapat kabar tersebut dari Bhabinkamtibmas di desa tempat korban tinggal.

"Ya kita mendapat kabar tersebut. Dan benar bahwa yang bersangkutan minum racun dan sempat dirawat. Kejadian ini sudah hampir 2 Minggu lalu," ujar Sukanto.

Setelah kejadian, lanjut Sukanto, korban dibawa ke RS. Setelah tiga hari dirawat korban kemudian pulang ke rumah.

"Karena di rumah masih dalam kondisi tidak stabil, oleh perlindungan anak kemudian membawanya untuk perawatan medis lagi. Dan kemarin anak tersebut meninggal dunia," ungkapnya.

Saat disinggung apakah bocah tersebut diduga stres lantaran banyaknya tugas sekolah, Iptu Sukanto Berutu belum membenarkannya.

"Kalau soal itu masih kita selidiki. Namun kabar yang beredar seperti itu. Ini kasus kedua yang terjadi di mana sebelumnya bunuh diri. Namun dalam kasus ini bukan berarti pihak sekolah yang bersalah," Jelasnya.

Dalam kejadian ini, Bupati Dairi Dr Eddy Keleng Ate Berutu didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Dairi, Ny Romy Mariani Eddy Berutu serta Camat Sitinjo, Nelfita Tanjung dan jajaran dari Dinas P3AP2KB Dairi datang melayat ke rumah duka di Lae Mbulan.

"Atas nama pribadi, pemerintah dan masyarakat Dairi, saya menyampaikan rasa turut berdukacita yang sedalam- dalamnya kepada segenap keluarga. Kita semua pasti merasa kehilangan yang mendalam atas kepergian putera tercinta yang kita sayangi ini. Kita berdoa kepada Tuhan, agar kiranya almarhum diterima di sisi-Nya," lanjut Eddy Berutu saat memberikan kata-kata penghiburan kepada keluarga almarhum.

Saat itu, Bupati juga melayat ke rumah duka, serta meminta Dinas P3AP2KB dan Tim Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Dairi lebih meningkatkan sosialisasi tentang keberadaan Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) Kekelengen agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

"Saya meminta bidang perlindungan perempuan dan anak melakukan pendampingan kasus ini dan melakukan konseling psikolog untuk keluarga korban," pungkasnya.

Lihat artikel asli

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel